logo PT Nirmala Satya Development
Stres

Stres meurpakan salah satu reaksi atau respon tubuh terhadap ancaman diluar diri uang membuat diri harus melakukan penyesuaian agar bisa terhindar dari tekanan yang ada.

Ketika melakukan sesuatu dan itu tidak sesuai dengan yang kamu harapkan tentu akan membuat mu tertekan bukan? Atau ketika kamu berada pada situasi yang belum familar bagi kamu dan itu membuat kamu tertekan entah itu ketika mendapat pekerjaan, tugas maupun hal yang lain. Ternyata didalam diri kita ada sebuah mekanisme pertahanan diri loh, yang mana apabila kita berada pada situasi yang baru kita cenderung akan merasa tertekan atau istilahnya disebut dengan stres. Pada artikel ini kita akan membahas apa pengertian sress menurut pandangan para ahli.

Pengertian Stres Menurut berbagai Ahli

Sarafino mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi yang dihasilkan dari interaksi antara individu dengan lingkungannya, dimana sistem biologis, psikologis, dan sosial individu tersebut menyebabkan ia merasa terasing dari tuntutan situasi.

Menurut Richard stres adalah konsep yang mengancam diri individu dalam kehidupannya.

Compas menganggap stres dibentuk oleh cara pandang terhadap lingkungan dan cara mereka saling berpengaruh.

Baum mendefinisikan stres sebagai pengalaman emosional negatif yang berhubungan dengan perubahan biokimia, fisik, kognitif, dan perilaku untuk memodifikasi atau mengatasi dampak dari suatu peristiwa yang menekan.

menurut silverman Stres adalah respons tubuh terhadap perubahan dan membutuhkan reaksi, penyesuaian, dan adaptasi fisik, mental, dan emosional. Stres berasal dari situasi, kondisi, dan pikiran dan dapat menyebabkan lekas marah, marah, tegang, cemas, dll. menurut

Behnoudi menyatakan bahwa Stres mengacu pada situasi di mana seseorang dipaksa untuk mengambil tindakan dan tidak dapat menerima tekanan mental. Dengan kata lain, stres adalah penyesuaian diri individu terhadap situasi atau kondisi baru. Setiap kali ada perubahan dalam hidup, individu terpapar stres.

Menurut Hans Selye, stres adalah respons non-spesifik tubuh terhadap setiap beban yang diminta darinya. Ketika seseorang mengalami stres dan satu atau lebih organ tubuh mengalami kegagalan dan orang tersebut tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka orang tersebut menderita.

Menurut Godenson, stres adalah kondisi atau situasi internal atau lingkungan yang menuntut adaptasi dari individu yang terlibat. Situasi yang penuh tekanan sering kali menyebabkan upaya ekstra dan penyesuaian baru, tetapi dalam jangka panjang, situasi tersebut dapat melemahkan pertahanan individu dan menyebabkan ketidakpuasan.

Wang menyatakan Stres adalah reaksi terhadap tuntutan tinggi yang diterima seseorang dari lingkungan, dan merupakan ketidakseimbangan antara kekuatan dan kemampuan mereka.

Priyoto menjelaskan Stres adalah respon fisiologis dan psikologis terhadap setiap tuntutan yang menyebabkan ketegangan dan mengganggu kestabilan kehidupan sehari-hari.

Nasir & Munith menyatakan stres adalah respon tubuh terhadap lingkungannya, stres dapat dianggap sebagai sistem pertahanan diri untuk melindungi diri sendiri.

Menurut Mumpuni, Y, & Wulandari, A, Stres adalah suatu keadaan atau kondisi di mana tubuh terganggu oleh tekanan psikologis, dan stres umumnya dikaitkan dengan penyakit mental. Namun, stres sering kali berawal dari masalah psikologis seseorang, dan akibatnya, stres dapat menyebabkan penyakit fisik karena menurunnya kekuatan dan daya tahan tubuh dalam situasi yang penuh tekanan.

Prevalensi Terjadinya Stres

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2020, lebih dari 350 juta orang di seluruh dunia mengalami stres, menjadikannya penyakit paling umum keempat di dunia. Secara global, prevalensi stres di kalangan mahasiswa tingkat akhir yang sedang mempersiapkan disertasi berkisar antara 38% hingga 71%, dan di Asia 39,6% hingga 61,3% (WHO, 2020). Menurut data Riskesdas, pada tahun 2013, sekitar 14 juta orang di Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas, atau 6?ri populasi, mengalami gangguan mental dan emosional/stres. Pada tahun 2018, prevalensi gangguan psiko-emosional pada remaja berusia 15 tahun ke atas meningkat, mencapai sekitar 9,8?ri total populasi (Riskesdas, 2018). Prevalensi gangguan psikotik di Sumatera Barat adalah 4,5%, dengan 1,9% menderita gangguan jiwa berat, tertinggi kesembilan di antara 33 provinsi di Indonesia (Riskesdas, 2018).

Untuk mengetahui kondisi psikologis yang ada pada diri kamu, tentu kamu bisa melakukan Tes Psikologi Online agar bisa memberikan gambaran terhadap apa yang kamu rasakan agar tidak menjadi sumber stres.

Artikel berhubungan: